Dokter dan Perawat Puskesmas Beli Sendiri Jas Hujan Sebagai Pengganti APD, Ini Kata DPRD Medan
30 Maret 2020 - 15:32:39 WIB | Dibaca: 2613x
Medan (SIOGE) - Dokter dan perawat yang bertugas di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kota Medan mengeluhkan tidak adanya perhatian Pemko Medan dalam hal ini Dinas Kesehatan terhadap penanganan Covid-19 yang tengah merebak.
Beberapa dokter dan perawat yang tidak mau disebutkan namanya serta tempat tugasnya kepada wartawan, Minggu (29/3) mengeluhkan ketidakpedulian Dinas Kesehatan terhadap mereka yang menangani pasien Covid-19.
Para dokter dan perawat itu tidak mendapatkan fasilitas Alat Perlindungan Diri (APD) dan tunjangan dalam bentuk apapun saat menangani korban Covid-19. Bahkan untuk melindungi diri, para medis yang menangani pasien tersebut, terpaksa membeli jas hujan dengan uang pribadi seharga Rp.110 ribu sebagai ganti APD. Yang ada disediakan di Puskesmas hanya masker yang biasa, ujar mereka.
“Fungsi jas hujan itu hanya kalau korban Covid-19 batuk dan bersin, setidaknya tidak langsung mengenai baju kami,” ujar mereka prihatin. Namun sebagai tim medis yang sudah diangkat sumpah, para dokter dan perawat itu hanya bisa pasrah dan berharap tidak terpapar virus mematikan itu. “Hanya doa saja yang bisa melindungi kami,” ujar salah seorang dokter itu.
Seharusnya, semasa penanganan virus Corona, pemerintah hendaknya memperhatikan para juru medis yang melayani di semua Puskesmas dan rumah sakit di Kota Medan. Sudah selayaknya Pemko Medan memberi perhatian lebih kepada mereka, karena mereka bertaruh nyawa “berperang” melawan Covid-19.
Untuk itu, juru medis itu berharap paling tidak ada sedikit perhatian Pemko Medan terhadap mereka. Setidaknya APD yang sangat penting dalam penanganan Covid-19 hendaknya disediakan pemerintah. “Masa orang berperang hanya bermodalkan semangat saja, itu konyol namanya,” pungkasnya.
Mengomentari hal itu, Anggota DPRD Medan Drs Daniel Pinem yang ditemui secara terpisah mengatakan, sudah selayaknya Pemko Medan memperhatikan kesejahteraan para pahlawan kesehatan ini. Pemko Medan harus memperlengkapi para juru medisnya dengan APD yang lengkap. Agar para dokter dan perawat ini tidak terpapar Covid-19.
Selain itu Pemko juga perlu memikirkan insentif kepada para pejuang kesehatan ini. “Mereka bertaruh nyawa dalam merawat dan membantu para pasien Covid-19 ini. Setidaknya ada perlengkapan yang diberikan kepada para medis untuk mempertahankan diri dari serangan Covid-19,” ujar Politisi PDI Perjuangan itu.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Medan, Janses Simbolon. Disebutkannya, mulai dari dokter, perawat dan tim medis lainnya yang langsung berhadapan dengan para Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan (PDP) dan pasien Corona, harus diberi apresiasi dan dipersiapkan segala APD yang diperlukan.
Disebutkannya, tugas yang diemban tim medis saat menangani pasien Corona sangat berat bahkan bisa dikatakan dekat dengan maut. Setiap saat mereka bisa saja terpapar virus mematikan itu, ujar Politisi Hanura itu.
“Bukan tidak mungkin, para perawat dan dokter yang menanangi pasien biasa, tiba-tiba terpapar Corona karena ternyata si pasien sudah terinfeksi virus itu,” ujarnya. Kondisi itu sangat rentan terhadap kesehatan para tim medis itu sendiri.
Bisa disebutkan kalau para pejuang mengangkat senjata saat berperang melawan panjajah. Sementara itu para tim medis tidak mengangkat senjata namun peperangan mereka justru menghadapi penyakit yang mematikan untuk menyelamatkan orang lain. Dan perjuangan mereka sangat berat karena melawan maut dan lawannya tidak nampak, ujar Janses lagi.
Untuk itu Pemko Medan seharusnya memberi penghargaan kepada mereka yang langsung berhadapan dengan penyakit serangan virus Corona ini, sebutnya lagi seraya menyebutkan, di sebagian daerah, pemerintahnya memberikan sejumlah penghargaan kepada seluruh tim medis yang menangani pasien virus Corona.
“Yang mereka hadapi adalah virus mematikan dan sewaktu-waktu bisa saja mengenai mereka,” ujarnya seraya menambahkan, belum lagi keluarga para tim medis ini, juga rentan terkena virus tersebut.
Bukan hanya 1 atau 2 dokter dan perawat yang meninggal saat merawat pasien Corona. Hal itu harus jadi pertimbangan pemerintah, walaupun bukan penghargaan yang mereka harapkan dalam menjalankan tugas, ujarnya.
Ditambahkannya sudah viral di media sosial, Pemko Medan juga sudah mempersiapkan dana Rp.100 miliar untuk penanganan virus Corona. Belum diketahui, untuk apa saja dana tersebut. Namun tidak ada salahnya, pemerintah membagikan sedikit untuk para medis yang berhadapan langsung dengan pasien korban virus Corona, pungkasnya. (s1)