Seni Ilustrasi, Bisnis Olah Rupa yang Menggiurkan di Tengah Pandemi
17 November 2021 - 22:27:20 WIB | Dibaca: 4616x
Banyumas (SIOGE) - Suasana mendung masih menyelimuti wilayah Kecamatan Banyumas dan sekitarnya. Pasar Banyumas yang baru selesai direnovasi membuat para pedagang semakin bersemangat mengais rezeki diantara ratusan pasang kaki yang berlalu lalang memenuhi kebutuhan. Terlihat para pedagang menurunkan barang dagangannya, beberapa tukang becak sedang “nglinting mbako”, dan ada pula tukang ojek pangkalan dan ojek online terlihat mengobrol santai.
Bangunan Pasar Banyumas yang baru diresmikan pada 29 Oktober 2021 tersebut terdiri dari dua lantai dengan lahan pasar seluas 4.450 meter dan luas bangunan 4.212 meter. Di dalamnya, terdapat sekitar 81 kios, 191 kios sayur dan daging, dan kuliner sekitar 10 lapak. Menjadikan jantung Kecamatan Banyumas terus berdetak.
Apalagi bangunan pasar yang saat ini menerapkan konsep artistik Kota Lama Banyumas, semakin memanjakan mata. Sioge.com agak lama menikmati pemandangan aktivitas masyarakat di pasar tersebut, menandakan geliat ekonomi yang semakin dinamis bergerak dan tumbuh.
Dering handphone berbunyi. Rupanya pesan titik lokasi dari seorang narasumber yang akan kami temui. Sioge.com melanjutkan perjalanan menuju utara sungai serayu. Kemudian belok kiri menuju Jalan Raya Patikraja-Banyumas. Tepat pada titik lokasi peta online, sioge.com menemukan sebuah masjid bergaya Tionghoa. Ya, Masjid PITI Andre Al Hikmah. Yang diresmikan pada tanggal 22 Februari 2002 menjadi simbol persatuan masyarakat Tionghoa dan masyarakat Banyumas.
Terlihat plang berwarna biru bertuliskan huruf kanji Jepang, Lembaga Pelatihan Iinochi. Terlihat seorang pemuda berkacamata yang sedang sibuk dengan Wacom Tabletnya. Pemuda berusia 28 tahun itu menyambut baik kedatangan sioge.com di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas.
Arif Riyanto, pemuda kreatif lulusan SMK Negeri 2 Banyumas jurusan audio video ini menceritakan bagaimana awalnya menjadi seorang ilustrator buku anak islami. Dirinya mengaku pernah juga bekerja di pabrik gula. “Dulu pernah kerja di pabrik gula, sambil kerja juga sambil nyari job bikin ilustrasi skala kecil-kecilan. Wong disambi ya nyari yang kecil dulu” ujar Arif saat diwawancarai sioge.com pada Senin 15 November 2021.
Punya basic menggambar manual. Dan merasa menggambar secara digital masih kurang. Kemudian dirinya mencoba otodidak belajar disamping itu juga mendapat arahan dari para seniornya. Setelah menimba ilmu, timbul keinginan untuk mendirikan suatu komunitas yang berisi para ilustrator pemula yang berfokus pada ilustrasi anak islami, untuk saling berkembang dan berbagi ilmu bersama.
*Children Ilustrator Id. Ilustrator buku anak*
Terbentuknya komunitas children ilustrator membuat Arif dan anggotanya berpikir bagimana agar di situasi pandemi bisa tetap berkembang dan tidak terpengaruh oleh pandemi covid19.
“Jadi waktu itu timbul pemikiran supaya kita sesama ilustrator agar tetap bersama dan sharing ilmu bersama, akhirnya kita bikin grup children ilustrator id, ya ilustrator buku anak, karena saat itu memang belum ada” ujar Arif.
Dari 5 orang anggota, Arif satu-satunya anggota pria. Sehingga dipilih sebagai ketua komunitas dan berhasil mengadakan event yang pertama kali diadakan bulan Agustus 2020. “Namanya juga komunitas non profit, yang mau berbagi hadiah kita terima dari donatur dan sponsor, tema lomba waktu itu menggambar tentang perjuangan kemerdekaan. Alhamdulillah, peminatnya mencapai 200 peserta mas” ungkap Arif.
Hal menarik yang membuat dirinya heran adalah kebanyakan pesertanya adalah para ibu rumah tangga yang rata-rata sudah punya anak sedangkan peserta dari kalangan mahasiswa jarang. “Mereka para ibu ikut belajar gambar untuk ngajari anak dan mungkin karena efek pandemi ya, bingung mau apa, kalo mahasiswa atau pelajar jarang” tambah Arif.
Banyaknya peserta membuat Arif berpikir agar kedepannya para peserta ini tidak hanya sekedar ikut-ikutan saja, sehingga muncullah ide dibuatkan kelas gambar online. Yang cara belajarnya melalui grup Whatsapp. Akhirnya beberapa bulan berjalan, mereka para peserta sudah mulai kelihatan bakat dan penjuruannya masing-masing.
“Ada yang berbakat menggambar ilustrasi floral, produk, hewan, kemudian ilustrasi buku untuk anak-anak muslim, bikin komik anak juga ada” tutur Arif. Lebih lanjut, Arif menegaskan bahwa karena peminatnya banyak, dan fokus penjuruan ilustrasi dari masing-masing peminat semakin berkembang sehingga komunitas ini hanya sebagai wadah saja untuk berbagi ilmu sedangkan peminatan terserah dari masing-masing individu.
*Merambah Online Ilustrasi*
Pengembangan diri semakin matang dan juga sudah banyak makan garam dalam dunia ilustrasi. Dengan berbekal Wacom Tablet, Arif mencoba memasuki online ilustrasi. Membuat berbagai ilustrasi seperti logo, ornamen-ornamen, pattern kemudian membuat akun di beberapa platform situs penyedia jasa ilustrasi, seperti microstock, pngtree, dan shuuterstock.
“Penghasilan awal waktu itu dari awal bikin akun dan konsisten selama 6 bulan bisa mencapai 100 dollar. Passive income termasuknya mas, dan saat ini pasifnya dalam satu bulan bisa capai 30 dollar lumayan lah mas” ungkap Arif sambil tersenyum.
Meskipun merambah online ilustrasi, serta merta seperti terlihat tidak ada saingannya, melainkan banyak sekali bahkan global penjuru dunia. Agar tidak kehilangan penghasilan dari para client Arif menggunakan strategi agar tetap mempunyai penghasilan.
Dikatakan Arif, strategi yang bagus dan efektif yaitu fokus mendapatkan nama dahulu. “Kita sih fokus dapat nama dulu, caranya memasang harga di bawah standar atau murah tetapi kualitasnya diatas standar, nah ketika sudah dapat, baru naikin pelan-pelan standar studionya, tapi ya tetap kualitas nomor satu mas” jelas Arif.
Dirinya juga mewanti-wanti kepada para ilustrator pemula jangan mengesampingkan projek kecil karena diluar banyak butuh ilustrator dengan harga murah.
Rajin mengais tembolok berisi. Berkat ketekunan dan keuletannya Arif berhasil mendirikan Raaz Studio. Studio yang berdiri pada Agustus 2021 ini digawangi 4 orang tim yang bekerja secara remote working.
*Fokus dan Kurangi Gengsi*
Merasa miris dengan realita anak muda sekarang yang banyak terjebak di media sosial dan terkesan ikut-ikutan di dunia industri kreatif, Arif memberi tips kepada para ilustrator pemula agar membuat portofolio hasil karya secara konsisten dan inovatif agar client datang.
Disamping itu juga kekuatan mental harus dipupuk dan dikuatkan, agar nantinya bisa terus berkreasi dan berkembang.
“Motivasi untuk berkembang yang pasti punya tujuan hidup, manfaatkan juga media sosial untuk sesuatu yang positif, tidak pamer, apa yang kita punya harus fokus tekuni, gali terus dan ikuti perkembangan yang sedang trend, misal di ilustrasi contoh ada tema vintage yang harganya mahal ya ikuti perkembangannya. Pelajari juga hal baru dan kurangi gengsi serta idealisme” ungkap Arif.
Sambil membuka beberapa proyek ilustrasi yang pernah dibuatnya, sioge.com juga diberi kesempatan melihat hasil ilustrasi yang belum dipublikasikan. Rencananya hasil ilustrasi tersebut akan dipresentasikan saat acara Lokakarya Finalisasi Pengilustrasian Buku Terjemahan Cerita Anak yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa pada 22 – 26 November 2021 di Hotel Best Western The Hive Cawang Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur. (Asep)