
Kapolda: 3 Prajurit TNI yang Gugur Hendak Bantu Polri Kejar KKB
09 Maret 2019 - 14:06:51 WIB | Dibaca: 2257x
Jakarta (SIOGE) -Tiga prajurit TNI gugur dalam serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Nduga, Papua, kemarin. Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin menuturkan ketiga prajurit TNI tersebut bersama pasukannya ke Mugi untuk membantu Polri memburu KKB.
"Pasukan yang backup Polri untuk melakukan penegakan hukum (terhadap KKSB)," kata Martuani, Jumat (8/3).
Martuani mengatakan, proses evakuasi ketiga jenazah prajurit TNI itu dipimpin langsung oleh Wadanjen Kopassus Brigjen TNI Muhammad Hasan, yang merupakan Ketua Satgas Nanggala Nemangkawi.
"Ya benar (Wadanjen Kopassus) pimpin langsung proses evakuasi, karena beliau kan sebagai Dan Satgas yang di-BKO-kan ke Polri," ujar Martuani.
Sebelumnya diberitakan pasukan TNI yang berjumlah sekitar 25 orang ditembak oleh 50-70 orang KKB. Kapendam Cenderawasih Kolonel M Aidi, mengatakan, pasukan TNI diserang saat baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan, Kamis (7/3) sekitar pukul 08.00 WIT.
M Aidi menjelaskan, 50-70 orang KKB menggunakan senjata campuran, baik standar militer maupun tradisional seperti panah dan tombak.Akibat serangan tersebut Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu Aji gugur.
Ketiga jenazah diterbangkan ke kampung halamannya kemarin. Serda Mirwariyadin diterbangkan ke NTB, Serda Yusdin diterbangkan ke Makassar (Palopo Sulsel) dan Serda Siswanto Bayu Aji diterbangkan ke Jawa Tengah (Grobokan Jateng).
Tambah Pasukan di Nduga
Sementara itu, DPR meminta agar pemerintah segera menambah pasukan di Nduga Papua karena kekuatan KKB cukup besar.
"Untuk menjaga moral seluruh prajurit yang bertugas di Nduga, Ketua DPR mendorong pemerintah dan TNI mengeskalasi kekuatan atau penambahan pasukan di Nduga," tegas Ketua DPR Bambang Soesatyo.
Dengan kekuatan yang lebih memadai, Ketua DPR juga mendorong dilakukannya eskalasi operasi. Setelah tewasnya sejumlah prajurit TNI dan warga sipil, diperlukan respons yang lebih tegas dan terukur.
"Karena itu, operasi yang lebih ofensif tampaknya sangat diperlukan untuk menumpas gerakan KKB di Nduga dan sekitarnya," ucap Bamsoet.
Bamsoet menilai kekuatan KKB tak bisa dianggap remeh. Apalagi, KKB tetap mengganggu saat proses evakuasi jenazah prajurit TNI.
"Apalagi, dari kronologi peristiwa kontak senjata Kamis kemarin, terkesan bahwa kekuatan KKB tidak bisa dianggap remeh. KKB masih mampu memberi perlawanan dan mengganggu proses evakuasi ketika helikopter yang akan mengangkut prajurit TNI yang gugur masih ditembaki KKB," ungkapnya.
Bamsoet berharap keluarga dari tiga prajurit yang tewas di Nduga itu tabah menghadapi musibah ini. Selain penghormatan kepada ketiga prajurit yang tewas, negara melalui TNI hendaknya memberi penghargaan dan apresiasi kepada keluarga yang ditinggalkan. (detikcom)